- Back to Home »
- air »
- Mengenal Parameter Kualitas Air PDAM
Posted by : blogger ndeso
Monday, April 18, 2016
Dalam dunia pengolahan air minum (PDAM) parameter untuk mengukur kualitas air ada 6:
1. TSS (Total Suspend Solid)
Bila diterjemahkan menjadi Total padatan tersuspensi. TSS adalah kandungan padatan yang tersuspensi di dalam air berupa-bahan bahan organik dan anorganik yang dapat disaring dengan kertas saring berpori 0.45 micrometer (µm).
IPAM(Instalasi Penjernihan Air Minum) PDAM-PDAM yang air baku (air bahan) -nya adalah air permukaan (sungai, danau) memiliki unit pengolahan antara lain :
- Unit Prasedimentasi
- Unit Sedimentasi
Zat-zat organik dan anorganik yang ada didalam air tersebut bisa mengendap menjadi lumpur. Sehingga ketika TSS bisa diketahui maka volume lumpur-pun bisa diketahui dimasing-masing unit. Sehingga periode pengurasan lumpur dimasing-masing unit baik prasedimentasi maupun sedimaentasi bisa dilakukan tepat.
Jika TSS tak terpantau dan lumpur mengendap terlalu banyak maka akan beresiko terbawa ke-unit proses selanjutnya dan membebani kinerja unit proses tersebut.
Pemantauan TSS perlu dilakukan di air baku, outlet unit prasedimentasi, central drain sedimentasi, dan outlet sedimentasi.
2. KEKERUHAN / TURBIDITY
Turbidity digunakan untuk menyatakan derajat kegelapan di dalam air yang disebabkan karena adanya zat-zat yang melayang (tersuspensi). Air dengan turbidity tinggi bisa menyebabkan mikro organisme patogen hidup dan berkembang dengan baik serta tahan terhadap proses desinfektan (pembunuhan bakteri penyakit dengan kimia).
Outlet sedimentasi mempunyai batasan turbidity < 5 Ntu. (Ntu adalah satuan kekeruhan air). Sedangkan Outlet filter harus mempunyai nilai < 1 Ntu
3. Derajat Keasaman (pH)
Menunjukkan kadar asam atau basa yang diukur melalui konsentrasi ion Hidrogen H+ , dimana ion H+ selalu ada dalam keseimbangan dinamis dengan Air(H2O).
Nilai pH di ekspresikan antara 0-14, dimana nilai 0 bernilai suasana sangat asam, sedangkan nilai 14 mewakili nilai sangat basa. Nilai 7 mewakili suasana netral. Dalam pengolahan air , pH harus bernilai 4 - 8.5. Karena aktifitas bakteri terjadi pada level di bawah 4, sedangkan level di atas 9.5 bisa menyebabklan kerusakan material alat mekanikal yang terbuat dari besi.
4. Kandungan organik
Ada empat metode analisa untuk mengukur kandungan bahan organik :
- KMnO4 (kalium permangat). Manfaat KMnO4 adalah : Untuk mengetahui kadar dari zat-zat yang bilangan oksidasinya masih dapat dioksidasi. Dalam bidang industri, metode ini dapat dimanfaatkan dalam pengolahan air, dimana secara permanganometri dapat diketahui kadar suatu zat sesuai dengan sifat oksidasi reduksi yang dimilikinya, sehingga dapat dipisahkan apabila tidak diperlukan atau berbahaya. Dalam dunia pengolahan air biasanya KMnO4 disebut dengan Zat Organik, yaitu parameter yang ditetapkan KEMENKES (10 mg/L).
- COD (Chemical Oksigen Demand).
COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organik dalam air, sehingga parameter COD mencerminkan banyaknya senyawa organik yang dioksidasi secara kimia. Tes COD digunakan untuk menghitung kadar bahan organik yang dapat dioksidasi dengan cara menggunakan bahan kimia oksidator kuat dalam media asam. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasi dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air. Maka konsentrasi COD dalam air harus memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan agar tidak mencemari lingkungan.
- BOD (Biological Oksigen Demand) atau biasa di sebut kebutuhan oksigen biologi, didefinisikan sebagai banyaknya oksigen
yang diperlukan oleh organisme pada saat pemecahan bahan organik, pada
kondisi aerobik. Pemecahan bahan organik diartikan bahwa bahan organik
ini digunakan oleh organisme sebagai bahan makanan dan energinya
diperoleh dari proses oksidasi. Parameter BOD, secara umum banyak
dipakai untuk menentukan tingkat pencemaranair buangan. Penentuan BOD
sangat penting untuk menelusuri aliran pencemaran dari tingkat hulu ke
muara. Sesungguhnya penentuan BOD merupakan suatu prosedur bioassay yang
menyangkut pengukuran banyaknya oksigen yang digunakan oleh organisme
selama organisme tersebut menguraikan bahan organik yang ada dalam suatu
perairan, pada kondisi yang harnpir sama dengan kondisi yang ada di
alam. Selama pemeriksaan BOD, contoh yang diperiksa harus bebas dari
udara luar untuk rnencegah kontaminasi dari oksigen yang ada di udara
bebas. Konsentrasi air buangan/sampel tersebut juga harus berada pada
suatu tingkat pencemaran tertentu, hal ini untuk menjaga supaya oksigen
terlarut selalu ada selama pemeriksaan. Hal ini penting diperhatikan
mengingat kelarutan oksigen dalam air terbatas dan hanya berkisar ± 9
ppm pads suhu 20°C.BOD merupakan parameter pengukuran jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bekteri untuk mengurai hampir semua zat organik yang terlarut dan tersuspensi dalam air buangan, dinyatakan dengan BOD5 hari pada suhu 20 °C dalam mg/liter atau ppm. Pemeriksaan BOD5 diperlukan untuk menentukan beban pencemaran terhadap air buangan domestik atau industri juga untuk mendesain sistem pengolahan limbah biologis bagi air tercemar. Penguraian zat organik adalah peristiwa alamiah, jika suatu badan air tercemar oleh zat organik maka bakteri akan dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air selama proses biodegradable berlangsung, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada biota air dan keadaan pada badan air dapat menjadi anaerobik yang ditandai dengan timbulnya bau busuk. - See more at: http://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/01/indikator-kualitas-air-limbah.html#sthash.lcNS0J7D.dpufBOD merupakan parameter pengukuran jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bekteri untuk mengurai hampir semua zat organik yang terlarut dan tersuspensi dalam air buangan, dinyatakan dengan BOD5 hari pada suhu 20 °C dalam mg/liter atau ppm. Pemeriksaan BOD5 diperlukan untuk menentukan beban pencemaran terhadap air buangan domestik atau industri juga untuk mendesain sistem pengolahan limbah biologis bagi air tercemar. Penguraian zat organik adalah peristiwa alamiah, jika suatu badan air tercemar oleh zat organik maka bakteri akan dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air selama proses biodegradable berlangsung, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada biota air dan keadaan pada badan air dapat menjadi anaerobik yang ditandai dengan timbulnya bau busuk. - See more at: http://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/01/indikator-kualitas-air-limbah.html#sthash.lcNS0J7D.dpufBOD merupakan parameter pengukuran jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bekteri untuk mengurai hampir semua zat organik yang terlarut dan tersuspensi dalam air buangan, dinyatakan dengan BOD5 hari pada suhu 20 °C dalam mg/liter atau ppm. Pemeriksaan BOD5 diperlukan untuk menentukan beban pencemaran terhadap air buangan domestik atau industri juga untuk mendesain sistem pengolahan limbah biologis bagi air tercemar. Penguraian zat organik adalah peristiwa alamiah, jika suatu badan air tercemar oleh zat organik maka bakteri akan dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air selama proses biodegradable berlangsung, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada biota air dan keadaan pada badan air dapat menjadi anaerobik yang ditandai dengan timbulnya bau busuk. - See more at: http://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/01/indikator-kualitas-air-limbah.html#sthash.lcNS0J7D.dpuf
- TOC (Total Organic Carbon). adalah jumlah karbon yang terikat dalam suatu senyawa organik dan sering digunakan sebagai indikator tidak spesifik dari kualitas air. Dari Amerika Serikat Environmental Protection Agency (EPA), analisis TOC muncul sebagai alternatif cepat dan akurat dibandingkan analisis kebutuhan oksigen biologis (BOD) dan analisis kebutuhan oksigen kimia (COD) yang secara tradisional disediakan untuk menilai potensi polusi air limbah.
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari
fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Oksigen terlarut di suatu
perairan sangat berperan dalam proses penyerapan makanan oleh mahkluk
hidup dalam air. Umtuk mengetahui kualitas air dalam suatu perairan,
dapat dilakukan dengan mengamati beberapa parameter kimia seperti
aksigen terlarut (DO). Semakin banyak jumlah DO (dissolved oxygen ) maka
kualitas air semakin baik.jika kadar oksigen terlarut yang terlalu
rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobik
yang mungkin saja terjadi. Satuan DO dinyatakan dalam persentase
saturasi. Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk
pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian
menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan – bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik.
6. Kadar Sisa Chlor
Secara umum, dosis klorin yang dibutuhkan dalam porses klorinasi
adalah jumlah dari kebutuhan klorin dan sisa klorin yang diperlukan
(atau sesuai dengan regulasi yang berlaku). Namun perlu juga
diperhatikan bahwa pada saat proses kontak berlangsung akan ada klorin
yang hilang dan faktor kehilangan klorin ini perlu diperhitungkan agar
dosis klorin yang diberikan tidak kurang.
- Kebutuhan klorinKebutuhan klorin atau chlorine demand dapat diketahui dengan analisis di laboratorium. Saat ini telah banyak instrumen laboratorium bahkan portable yang memiliki fungsi pembacaan kebutuhan klorin. Kita tinggal menambahkan reagen yang biasanya sudah disediakan oleh pembuat instrumen kemudian melakukan pembacaan pada alat yang sesuai.
- Sisa klorin yang dibutuhkan Konsentrasi sisa klorin perlu diketahui karena apabila kurang maka proses klorinasi tidak akan efektif. Sebaliknya, apabila berlebih maka akan membahayakan organisme perairan. Seperti halnya pada penentuan kebutuhan klorin, konsentrasi sisa klorin juga dapat dianalisis menggunakan instrumen di laboratorium. Cara lain untuk mengetahui kebutuhan sisa klorin adalah menggunakan parameter jumlah coliform sebelum dan sesudah proses klorinasi. Metode ini melibatkan analisis mikroorganisme yaitu perhitungan bakteri coliform. Selain itu, lamanya waktu kontak juga akan mempengaruhi konsentrasi klorin yang dibutuhkan.