- Back to Home »
- air »
- Mengenali Air yang Ada di Bumi (Taubat Dari Kejahatan Alam)
Posted by : blogger ndeso
Wednesday, November 18, 2015
Dulu waktu kita kecil (tahun 90an) pasti tidak asing dengan aktifitas sekitar sungai, dimana sungai sebagai salah satu tempat bermain selepas jam sekolah. Dari mulai membuat perahu dari daun, mencari ikan, memancing, bahkan mandi di sungai orang tua kita pun membiarkannya.
Lain dulu lain sekarang apakah jika sekarang kita punya anak mengizinkan anak kita mandi disungai dengan kondisi sungai seperti sekarang?
Dulu para Kyai jika mendirikan pesantren selalu pesantrennya dekat dengan sungai, kita lihat pesantren besar seperti Langitan, Sidogiri, Tebu Ireng, Rejoso (Darul Ulum), Tambak Beras. Semua dekat dengan sungai, karena air sungai sumber kehidupan mereka.
Sadarkah kita kondisi air yang ada sekarang -air sungai, air tanah, air laut- telah menjadi sedemikian rupa kotor terkontaminasi racun, bakteri, dll merupakan kesalahan kita sendiri?
Sebelum saya membuktikannya mari mengenali air yang ada di bumi, 97% lebih air yang ada di bumi adalah air laut. Dari hampir 3% sisanya , 2% adalah gunung es (glaicer) dan uap air. Air yang benar-benar tersedia untuk bisa dimanfaatkan kebutuhan sehari-hari manusia hanya 0.62% meliputi air yang terdapat di danau, sungai, dan tanah. Jika tinjauannya dari segi kualitas yang layak dikonsumsi maka hanya 0,003% dari seluruh air yang ada.
Air yang ada di muka bumi tidak berkurang dan juga tidak bertambah, dia hanya mengalami siklus:
5 langkah daur hidrologi alam (siklus air) sebagai berikut :
- Persipitasi (Hujan).
- Aliran Air Permukaan.
- Infiltrasi
- Pengumpulan Air
- Penguapan (penguapan)
Air yang ada tersebut bisa menurun kualitasnya karena 2 sebab:
- Polusi : suatu zat yang masuk ke dalam air dalam jumlah tertentu yang menyebabkan penurunan air.
- Kontaminasi : masuknya zat beracun, bakteri atau zat lain yang membahayakan bagi kesehatan manusia.
Aktifitas Manusia yang menyebabkan Polusi dan ter-Kontaminasinya air :
- Membuang sampah tidak pada tempatnya.
Sadarkah kita bahwa sampah plastik maupun polimer yang terbuang secara sembarangan ditanah lamakelamaan zat polimernya akan meresap ketanah dan mengotori air sumber di dalam tanah
- Sembuang sampah pada sungai.
Hal ini sangat tidak dibenarkan apalagi di kota besar pesisir seperti surabaya, jakarta dan semarang dimana air bakunya yang diolah untuk dikonsumsi adalah air permukaan (air sungai, danau)
- Membuang limbah kotoran manusia pada air sungai atau penempatan septicttank yang berdekatan dengan sumber air.
Yang Perlu kita ketahui bahwa bakteri mempunyai sifat alami mencari air, dimana bakteri feses (kotoran manusia) seringkali di buang sembarangan pada air sungai.
- Aktifitas industri baik rumahan maupun industri besar yang membuang limbah ke tanah atau ke air (tidak dilengkapi pengolahan limbah) dan juga membuang limbah asap ke udara tanpa filter.
Untuk pembuangan limbah ke sungai jelas tidak bisa dibenarkan apalagi industri yang membuang zat kimia berbahaya seperti pewarna buatan.Air yang yang harusnya diserap oleh tumbuhan dan diolah manusia untuk kebutuhan hidup menjadi racun perusak 2 makhluk ini.
Untuk limbah udara jika zat tersebut merupaka carbon beracun makan akan bersentuhan dengan air hujan yang jatuh ke-bumi. jadinya air hujan yang sehgharusnya menjadi airbahan baku utama dari proses evaporasi (penguapan) menjadi terkontaminasi pula sebelum terkontaminasi di bawah
Bahkan ada sebuah aktifitas industri pengolahan acu dan pelburan baja yang membuat kontaminasi air sumbernya karena limbah mereka teresap ke dalam tanah dan air sumber wilayah terbut menjadi air yang mengandung zat berbahasa. Alhasil banyak balita disekitar industri tersebut mengalami cacat semenjak dalam kandungan (nauu'dzubillah) karena sang ibu mengkonsumsi air dari sumber yang sudah terkontaminasi racun.
Terus kita mengkonsumsi apa?
Akhirnya dosa kita sendirilah yang membuat air layak konsumsi semakin sedikit jumlahnya. Dulu orang desa tidak pernah membeli air dan orang kota membeli dengan harga yang sangat murah, kenapa sekarang mahal?
karena air sumber di desa terkontaminasi oleh ulah masyarakat desa sendiri sehingga dari rasanya saja air sumber di banyak desa di Jawa sudah jauh dari kata layak, merekapun membeli air pegununngan yang diolah pabrik dalm bentuk galon.
Masyarakat kota juga tak kalah bertindak salah mereka membuang sampah seenaknya sendiri ke sungai yang nota bene adalah sumber air baku air yang diolah untuk dikonsumsi, karena kada terkontaminasi setiap tahunnya meningkat biaya produksi meningkat dan kualitas airnya semakin menurun.
Apakah ini tidak dosa dan tidak dholim?
Jelas sekali mengotori air sama saja membiarkan generasi kita kehabisan air , bisa dengan kata lain membunuh generasi secara tidak langsung karena meracuni mereka. Dan yang berdosa tidak hanya pemerintah karena kita sebagai masyarakat belum menghentikan aktifitas dolim ini.
Untuk limbah udara jika zat tersebut merupaka carbon beracun makan akan bersentuhan dengan air hujan yang jatuh ke-bumi. jadinya air hujan yang sehgharusnya menjadi airbahan baku utama dari proses evaporasi (penguapan) menjadi terkontaminasi pula sebelum terkontaminasi di bawah
Bahkan ada sebuah aktifitas industri pengolahan acu dan pelburan baja yang membuat kontaminasi air sumbernya karena limbah mereka teresap ke dalam tanah dan air sumber wilayah terbut menjadi air yang mengandung zat berbahasa. Alhasil banyak balita disekitar industri tersebut mengalami cacat semenjak dalam kandungan (nauu'dzubillah) karena sang ibu mengkonsumsi air dari sumber yang sudah terkontaminasi racun.
Terus kita mengkonsumsi apa?
Akhirnya dosa kita sendirilah yang membuat air layak konsumsi semakin sedikit jumlahnya. Dulu orang desa tidak pernah membeli air dan orang kota membeli dengan harga yang sangat murah, kenapa sekarang mahal?
karena air sumber di desa terkontaminasi oleh ulah masyarakat desa sendiri sehingga dari rasanya saja air sumber di banyak desa di Jawa sudah jauh dari kata layak, merekapun membeli air pegununngan yang diolah pabrik dalm bentuk galon.
Masyarakat kota juga tak kalah bertindak salah mereka membuang sampah seenaknya sendiri ke sungai yang nota bene adalah sumber air baku air yang diolah untuk dikonsumsi, karena kada terkontaminasi setiap tahunnya meningkat biaya produksi meningkat dan kualitas airnya semakin menurun.
Apakah ini tidak dosa dan tidak dholim?
Jelas sekali mengotori air sama saja membiarkan generasi kita kehabisan air , bisa dengan kata lain membunuh generasi secara tidak langsung karena meracuni mereka. Dan yang berdosa tidak hanya pemerintah karena kita sebagai masyarakat belum menghentikan aktifitas dolim ini.
Taubat
Taubat dari kedoliman di atas sangat mudah namun utuh istiqomah dan niat yang sungguh2 dari mulai diri sendiri tidak membuang sampah sembarangan apa lagi disungai. Jika anda perokok bawalah plastik untuk membawa sampah puntung rokok anda jika tak menemui tempat sampah.
Taubat dari kedoliman di atas sangat mudah namun utuh istiqomah dan niat yang sungguh2 dari mulai diri sendiri tidak membuang sampah sembarangan apa lagi disungai. Jika anda perokok bawalah plastik untuk membawa sampah puntung rokok anda jika tak menemui tempat sampah.
Semoga taubat kita diterima Aminn..
Wallhu Alam.